Padakonsentrasi yang sama, larutan urea, CO(NH2)2 dan amonium nitrat, NH4NO3 memiliki titik didih yang berbeda. Hal ini disebabkan A. pada konsentrasi yang sama jumlah partikel urea < amonium nitrat B. larutan NaCl tidak mengalami ionisasi C. larutan urea mengalami ionisasi D. kedua larutan merupakan larutan elektrolit E. kedua larutan AnalisisData : Dari data saat melakukan percobaan didapatkan hasil bahwa larutan elektrolit (NaCl) dan yang memiliki molaritas sama dengan larutan nonelektrolit (Glukosa) memiliki titik didih yang lebih tinggi yaitu 105 °C dan titik didih glukosa yaitu 101 °C pada molaritas 0,1M. begitu pula yang terjadi pada molaritas 0,2M, titik didih NaCl 112 °C dan titik didih glukosa yaitu 103 °C. Ketikakomponen A ditambah komponen B ternyata diperoleh sistem homogen yang memiliki fasa sama dengan fasa A, maka. 1. Sistem adalah larutan. 2. Titik didih A > titik didih sistem. 3. B adalah zat terlarut. 30. Larutan NaCl 0,4 m membeku pada suhu -1,488 0 C . jika harga Kf 1,86. Maka derajat ionisasi larutan elektrolit tersebut adalah LarutanX dan larutan Y memiliki titik didih yang sama. Jika masa molekul relatif Y adalah 4 kali masa molekul relatif X, - 45195592 Valerialice Valerialice 09.10.2021 SBMPTN Sekolah Menengah Atas terjawab Larutan X dan larutan Y memiliki titik didih yang sama. Roultmenyatakan :"Besarnya kenaikan titik didih larutan, sebanding dengan hasil kali molalitas larutan (m) dan kenaikan titik didih molar (Kb)". ΔTb = Kb.m. B. Titik Beku. Titik beku terjadi pada saat uap cairan sama dengan tekanan uap padatnya. Saat fase padat, fase cair suatu zat berada pada pada kesetimbangan. Vay Tiền Nhanh Ggads. Larutan x & larutan y memiliki titik didih yg sama jika massa molekul relatif adalah 4 kali massa molekul relatif x maka pernyataan yg benar adalah . . . .2. Perhatikan gambaran komposisi larutan berikut! X llustrator Zain M. Y Pernyataan yg tepat untuk kedua larutan tersebut ialah
 C. Keterangan ●= Zat terlarut nonvolatil a. Larutan X isotonik terhadap larutan Y. b. Titik didih larutan Y lebih tinggi ketimbang titik didih larutan X. Titik beku larutan X lebih rendah dibandingkan dengan titik beku larutan Y. e. d. Tekanan uap bosan larutan Y lebih rendah dibandingkan dengan tekanan uap jenuh larutan X. Tekanan osmotik larutan Y lebih besar dibandingkan dengan tekanan osmotik larutan X. 5.​Larutan x & larutan y memiliki titik didih yang serupa. bila masa molekul relatif y adalah 4 kali masa molekul relatif x, maka pernyataan yg benar adalahLarutan x & larutan y mempunyai titik didih yg samaLarutan X & larutan Y memiliki titik didih yg sama. Jika masa molekul relatif Y yakni 4 kali masa molekul relatif X, maka pernyataan yg benar yakni Jawaban massa x = 1/4 massa y Penjelasan sempoa menolong 2. Perhatikan gambaran komposisi larutan berikut!Xllustrator Zain yg tepat untuk kedua larutantersebut ialah
 Zat terlarut nonvolatila. Larutan X isotonik terhadap larutan Titik didih larutan Y lebih tinggi ketimbangtitik didih larutan beku larutan X lebih rendah dibandingkan dengantitik beku larutan Tekanan uap bosan larutan Y lebih rendahdibandingkan dengan tekanan uap jenuh larutan osmotik larutan Y lebih besardibandingkan dengan tekanan osmotik larutan wait now gue gak ngerti cuk anjay Larutan x & larutan y memiliki titik didih yang serupa. bila masa molekul relatif y adalah 4 kali masa molekul relatif x, maka pernyataan yg benar adalah Jawaban massa x = 1/4 massa y Penjelasan insyaallah benar Larutan x & larutan y mempunyai titik didih yg sama tanggapan larutan x & larutan y mempunyai titik didih yg smaa bila masa molekul relatif y yakni empat kali masa molekul relatif x maka jawaban. massa x = 1/4 masa y klarifikasi in sya allah benar Larutan X & larutan Y memiliki titik didih yg sama. Jika masa molekul relatif Y yakni 4 kali masa molekul relatif X, maka pernyataan yg benar yakni Jawaban massa x = 1/4 massa y Penjelasan maaf kalo salah ï»żTahukah kamu bagaimana terjadinya pendidihan? Pendidihan terjadi karena panas meningkatkan gerakan atau energi kinetik, dari molekul yang menyebabkan cairan berada pada titik di mana cairan itu menguap, tidak peduli berada di permukaan teratas atau di bagian terdalam cairan tersebut. Apabila sebuah larutan mempunyai tekanan uap yang tinggi pada suhu tertentu, maka molekul-molekul yang berada dalam larutan tersebut mudah untuk melepaskan diri dari permukaan larutan. Atau dapat dikatakan pada suhu yang sama sebuah larutan mempunyai tekanan uap yang rendah, maka molekulmolekul dalam larutan tersebut tidak dapat dengan mudah melepaskan diri dari larutan. Jadi larutan dengan tekanan uap yang lebih tinggi pada suhu tertentu akan memiliki titik didih yang lebih rendah. Cairan akan mendidih ketika tekanan uapnya menjadi sama dengan tekanan udara luar. Titik didih cairan pada tekanan udara 760 mmHg disebut titik didih standar atau titik didih normal. Jadi yang dimaksud dengan titik didih adalah suhu pada saat tekanan uap jenuh cairan itu sama dengan tekanan udara luar tekanan pada permukaan cairan. Tekanan uap larutan lebih rendah dari tekanan uap pelarutnya. Hal ini disebabkan karena zat terlarut itu mengurangi bagian atau fraksi dari pelarut sehingga kecepatan penguapan berkurang. Titik didih suatu larutan dapat lebih tinggi ataupun lebih rendah dari titik didih pelarut, bergantung pada kemudahan zat terlarut tersebut menguap. Selisih titik didih larutan dengan titik didih pelarut disebut kenaikan titik didih ΔTb . ΔTb = titik didih larutan – titik didih pelarut Menurut hukum Raoult, besarnya kenaikan titik didih larutan sebanding dengan hasil kali dari molalitas larutan m dengan kenaikan titik didih molal Kb. Oleh karena itu, kenaikan titik didih dapat dirumuskan seperti berikut. ΔT = Kb x⋅ m Keterangan b ΔT = kenaikan titik didih molal Kb = tetapan kenaikan titik didih molal m = molalitas larutan Contoh Natrium hidroksida 1,6 gram dilarutkan dalam 500 gram air. Hitung titik didih larutan tersebut! Kb air = 0,52 °Cm-1, Ar Na = 23, Ar O = 16, Ar H = 1 Penyelesaian Diketahui m = 1,6 gram p = 500 gram Kb = 0,52 °Cm-1 Ditanya Tb 
? Jawab ΔTb = m⋅ Kb = m/Mr NaOH x x Kb = 1,6 g/ 40 x g x 0,52 °Cm-1 = 0,04 × 2 × 0,52 °C = 0,0416 °C Td = 100 °C + b ΔT = 100 °C + 0,0416 °C = 100,0416 °C Jadi, titik didih larutan NaOH adalah 100,0416 °C Kembali KLIK Jawaban dennisetiawan12 dennisetiawan12 Jawabanmassa x = 1/4 massa yPenjelasanmaaf kalo salah Answer Link Pertanyaan Lain Tentang SBMPTN Pertanyaan Terbaru Pertanyaan Yang Mungkin Kamu Suka - Soal UAS memahami diagram P-T sifat koligatif larutan dan pembahasannya. Perhatikan diagram P-T berikut ini! NURUL UTAMI Diagram PT sifat koligatif larutan Soal 1 Titik didih larutan urea 0,2 m pada diagram dinyatakan oleh titik
 C D E F G Jawaban Titik didih larutan urea 0,2 m yaitu G Dilansir dari larutan urea dalam air tidak akan mendidih pada suhu yang sama dengan pelarut murninya yaitu air karena adanya penambahan titik murni akan mendidih pada titik D sedangkan larutan 0,2 m urea akan mendidih pada titik F pada diagram. Menambahkan zat terlarut ke pelarut murni, membuat larutan tersebut lebih sukar mendidih. Baca juga Persamaan Reaksi Kimia Soal 2 Berdasarkan diagram PT tersebut tentukan garis beku pelarut dan garis penurunan titik beku larutan ditunjukkan oleh garis
 EC dan FE AB dan BC AB dan EF BF dan CD CD dan DE Jawaban Garis beku pelarut dan garis penurunan titik beku larutan ditunjukkan oleh garis EC dan FE. Garis yang menunjukkan titik beku pelarut adalah garis EC yang menunjukkan perubahan fasa cair menjadi padat atau membeku. Sedangkan garis yang menunjukkan penurunan titik beku adalah garis FE. Na two Cr two O seven + 2 C ⟶ Cr 2 O iii + Na 2 CO 3 + CO {\displaystyle {\ce {Na2Cr2O7 + 2C -> Cr2O3 + Na2CO3 + CO}}} Cr 2 O 3 + 2 Al ⟶ Al 2 O 3 + 2 Cr {\displaystyle {\ce {Cr2O3 + 2Al -> Al2O3 + 2Cr}}} Aplikasi [sunting sunting sumber] Paduan logam mencakup 85% dari total penggunaan kromium. Sisanya digunakan dalam industri bahan kimia, refraktori, dan pabrik peleburan logam bahasa Inggris foundry . Metalurgi [sunting sunting sumber] Sepuhan dekoratif krom pada sepeda motor. Efek penguatan dari pembentukan karbida logam stabil pada batas butir dan kenaikan daya tahan korosi membuat kromium menjadi bahan paduan yang penting untuk baja. Peralatan baja kecepatan tinggi mengandung antara 3 dan 5% kromium. Baja nirkarat, paduan logam tahan korosi utama, terbentuk ketika kromium ditambahkan pada besi dalam konsentrasi cukup, biasanya di atas 11%. Untuk pembentukannya, ferokromium ditambahkan ke besi cair. Selain itu, paduan berbasis nikel meningkatkan kekuatan karena pembentukan partikel karbida logam yang diskrit dan stabil pada batas butir. Misalnya, Inconel 718 mengandung kromium xviii,6%. Mereka digunakan dalam mesin jet dan turbin gas sebagai pengganti bahan struktural umum, karena sifat suhu tinggi yang sangat baik dari nikel superaloy ini.[35] Kekerasan yang relatif tinggi dan ketahanan korosi dari kromium murni membuatnya menjadi penyalut permukaan yang baik, saat ini masih merupakan salutan logam yang paling “populer” dengan daya tahan kombinasi yang tak tertandingi. Lapisan tipis kromium diendapkan pada permukaan logam yang telah diolah dengan teknik penyepuhan elektrik. Ada dua metode pengendapan Tipis, ketebalan di bawah 1 ÎŒm, lapisan diendapkan oleh penyepuhan krom, dan digunakan untuk permukaan dekoratif. Jika dibutuhkan permukaan tahan aus maka lapisan kromium yang lebih tebal diendapkan. Kedua metode tersebut biasanya menggunakan larutan asam kromat atau dikromat. Untuk mencegah perubahan konsumsi energi pada keadaan oksidasi, penggunaan kromiumIII sulfat sedang dikembangkan, namun untuk sebagian besar aplikasi, digunakan proses yang telah mapan.[31] Dalam proses salutan konversi kromat, sifat oksidatif kuat dari kromat digunakan untuk mendepositkan lapisan oksida pelindung pada logam seperti aluminium, seng dan kadmium. Pasivasi dan sifat penyembuhan diri oleh kromat yang tersimpan dalam salutan konversi kromat, yang dapat bermigrasi ke kerusakan lokal, merupakan keuntungan dari metode pelapisan ini.[36] Sedang dikembangkan metode penyalutan alternatif, karena peraturan lingkungan dan kesehatan pada kromat.[37] Penganodaan asam kromat penganodaan Blazon I aluminium adalah proses elektrokimia lainnya, yang tidak menyebabkan deposisi kromium, tetapi menggunakan asam kromat sebagai elektrolit dalam larutan. Selama penganodaan, lapisan oksida terbentuk pada permukaan aluminium. Penggunaan asam kromat, dan bukannya asam sulfat seperti biasanya, menyebabkan sedikit perbedaan pada lapisan oksida ini.[38] Toksisitas tinggi dari senyawa CrSix, yang digunakan dalam proses penyepuhan elektrik, dan penguatan regulasi keamanan dan keselamatan perlu dicari pengganti untuk kromium atau setidaknya mengubahnya ke senyawa kromiumIII yang kurang toksik.[31] Pewarna dan pigmen [sunting sunting sumber] Mineral krokoit timbal kromat PbCrO digunakan sebagai pigmen kuning segera setelah penemuannya. Setelah metode sintesis tersedia sejak melimpahnya kromit, kuning krom, bersama dengan kuning kadmium, menjadi salah satu pigmen kuning yang paling banyak digunakan. Pigmen tidak mengalamai fotodegradasi, tetapi cenderung menggelap karena pembentukan kromiumIII oksida. Ia memiliki warna yang kuat, dan digunakan untuk omnibus sekolah di AS dan untuk layanan pos misalnya Deutsche Post di Eropa. Penggunaan kuning krom ditolak dengan alasan lingkungan dan keselamatan dan digantikan oleh pigmen organik atau alternatif yang bebas dari timbal dan kromium. Pigmen lain berbasis kromium adalah, misalnya, pigmen merah cerah merah krom, yang merupakan timbal kromat basa PbCrO. Pigmen kromat yang sangat penting, yang pernah digunakan luas dalam formulasi cat dasar logam, adalah seng kromat, sekarang digantikan oleh seng fosfat. Sebuah cat dasar diformulasikan untuk menggantikan praktik berbahaya dari perawatan badan pesawat aluminium dengan larutan asam fosfat. Teknik ini menggunakan seng tetroksikromat yang terdispersi dalma larutan polivinil butiral. Suatu larutan eight% asam fosfat dalam larutan ditambahkan segera sebelum aplikasi. Ditemukan bahwa alkohol yang mudah teroksidasi adalah bahan ramuan penting. Suatu lapisan tipis sekitar 10–15 ”m diaplikasikan, yang berubah dari kuning menjadi hijau tua ketika sudah pulih. Tetap masih ada pertanyaan terkait mekanisme yang benar. Hijau krom adalah campuran biru Prusia dan kuning krom, sementara hijau krom oksida adalah kromiumThree oksida.[40] Oksida kromium juga digunakan sebagai pewarna hijau dalam pembuatan kaca dan sebagai glasir pada keramik.[41] Kromium oksida hijau sangat ringan dan seperti digunakan pada penyalut selongsong. Ia juga merupakan ingredien utama dalam cat reflektor inframerah, yang digunakan oleh pasukan bersenjata, untuk mencat kendaraan, untuk memberikan reflektansi IR yang serupa dengan daun hijau.[42] Rubi sintetis dan laser pertama [sunting sunting sumber] Rubi alami adalah kristal korundum aluminium oksida yang berwarna merah jenis paling langka karena adanya ion kromiumThree permata korundum berwarna lain disebut safir. Rubi buatan berwarna merah dapat juga diperoleh melalui doping kromium3 ke dalam kristal korundum buatan, sehingga membaut kromium suatu syarat untuk pembuatan rubi sintetis.[43] Kristal rubi sintetis semacam ini adalah dasar untuk laser pertama, diproduksi tahun 1960, yang bergantung pada emisi terstimulasi cahaya dari atom kromium dalam kristal tersebut. Pengawet kayu [sunting sunting sumber] Garam kromiumVI digunakan untuk pengawet kayu karena toksisitasnya. Sebagai contoh, tembaga arsenat terkromasi chromated copper arsenate, CCA digunakan dalam pengolahan kayu untuk melindungi kayu dari pelapukan jamur, serangga yang menyerang kayu, termasuk rayap, dan penggerek laut.[44] Formulasinya mengandung kromium berbasis oksida CrO3 antara 35,three% dan 65,5%. Di Amerika Serikat, metrik ton larutan CCA digunakan pada tahun 1996.[44] Penyamakan [sunting sunting sumber] Garam kromium3, terutama alum krom dan kromiumIII sulfat, digunakan dalam penyamakan kulit. KromiumIII menstabilkan kulit dengan mengikat silang serat kolagen.[45] Kulit yang disamak dengan kromium mengandung antara iv dan v% kromium, yang berikatan kuat dengan protein.[12] Meskipun bentuk kromium yang digunakan untuk menyamak bukanlah varietas heksavalen yang toksik, tetap ada minat dalam mengelola kromium dalam industri penyamakan seperti perolehan kembali dan penggunaan ulang, daur ulang langsung/tak langsung,[46] menggunakan sedikit kromium atau penyamakan “nirkrom” dilakukan untuk pengelolaan kromium yang lebih baik dalam penyamakan. Bahan refraktori [sunting sunting sumber] Ketahanan terhadap panas yang tinggi dan tingginya titik lebur menjadikan kromit dan kromiumIII oksida suatu bahan untuk aplikasi refraktori suhu tinggi, seperti tanur tinggi, tanur semen, cetakan untuk membakar batu bata dan pasir peleburan untuk pengecoran logam. Pada aplikasi ini, bahan refraktori dibuat dari campuran kromit dan magnesit. Penggunaannya menurun karena regulasi lingkungan tentang kemungkinan pembentukan kromiumVI.[34] Katalis [sunting sunting sumber] Beberapa senyawa kromium digunakan sebagai katalis untuk pengolahan hidrokarbon. Contohnya, katlis Phillips, dibuat dari oksida kromium, digunakan untuk produksi sekitar setengah polietilena dunia.[47] Oksida campuran Fe-Cr digunakan sebagai katalis suhu tinggu untuk reaksi pergeseran gas air.[48] [49] Tembaga kromit adalah katalis hidrogenasi yang berguna.[50] Kegunaan lain [sunting sunting sumber] KromiumIV oksida CrO2 adalah senyawa magnetik. Bentuk idealnya anisotropi, yang memberikan koersivitas tinggi dan sisa magnetisasi, membuatnya sebagai senyawa superior terhadap Îł-Fe. KromiumIV oksida digunakan untuk pabrikasi pita magnetik yang digunakan dalam pita audio kinerja tinggi dan kaset audio.[51] Kromat dapat mencegah korosi baja pada kondisi basah, dan oleh karena itu kromat ditambahkan pada lumpur pengeboran.[52] KromiumThree oksida Cr adalah logam poles yang dikenal sebagai rona hijau.[53] Asam kromat adalah oksidator kuat dan senyawa yang berguna untuk membersihkan peralatan gelas laboratorium dari senyawa organik renik apapun. Ia disiapkan dengan melarutkan kalium dikromat dalam asam sulfat pekat, yang kemudian digunakan untuk membilas peralatan. Natrium dikromat kadang-kadang digunakan karena kelarutannya yang lebih tinggi masing-masing 50 g/50 vs 200 thou/L. Penggunaan larutan pembersih dikromat sekarang sudah dihapus karena toksisitasnya yang tinggi dan masalah lingkungan. Larutan pembersih mod sangat efektif dan bebas kromium. Kalium dikromat adalah pereaksi kimia, yang digunakan untuk titrasi. Alum krom adalah kromium3 kalium sulfat dan digunakan sebagai mordan yaitu zat fiksasi untuk pewarna kain dan penyamakan. Peran biologis [sunting sunting sumber] Dalam bentuk kromium trivalen, CrIII, atau Cr3+, kromium diidentifikasi sebagai nutrisi esensial pada akhir tahun 1950an dan kemudian diterima sebagai unsur renik untuk perannya dalam aksi insulin, hormon penting untuk metabolisme dan penyimpanan karbohidrat, lemak dan protein.[6] [54] Namun, mekanisme tepatnya dalam tubuh belum sepenuhnya didefinisikan, meninggalkan pertanyaan apakah kromium penting untuk kesehatan manusia.[six] [55] [56] [57] Kromium trivalen terdapat dalam jumlah renik pada makanan, minuman anggur dan air.[vi] [58] Sebaliknya, kromium heksavalen CrVI atau Cr6+ sangat beracun dan merupakan mutagen jika terhirup.[59] Menghirup kromiumVI dalam air telah dikaitkan dengan tumor lambung, dan juga dapat menyebabkan alergi dermatitis kontak allergic contact dermatitis, ACD.[60] Defisiensi kromium, yang melibatkan kekurangan CrThree di dalam tubuh, atau mungkin beberapa kompleknya, seperti faktor toleransi glukosa masih kontroversial.[half dozen] Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kromiumIII bentuk aktif biologis dalam oligopeptida disebut zat pengikat kromium berat molekul rendah depression-molecular-weight chromium-binding substance, LMWCr, yang mungkin berperan dalam jalur pensinyalan insulin.[61] Meskipun mekanisme kromium dalam peran biologis tidak jelas, suplemen diet kromium meliputi kromiumThree pikolinat, kromiumIII polinikotinat, dan zat terkait.[6] Manfaat suplemen-suplemen tersebut belum terbukti.[6] [62] Di Amerika Serikat, panduan diet untuk asupan kromium harian pada 2001 cukup rendah, mulai 50-200 ”g untuk dewasa hingga 35 ”g pria dewasa dan 25 ”g wanita dewasa.[half dozen] [63] Pada tahun 2014, Otoritas Keamanan Pangan Eropa European Food Safety Authority menerbitkan laporan yang menyatakan bahwa asupan kromiumIII tidak memiliki manfaat pada kesehatan manusia, sehingga Console menghilangkan kromium dari daftar unsur nutrisi dan esensial.[61] [55] Kandungan kromium dalam makanan umumnya rendah 1-13 mikrogram per porsi.[six] [64] Kandungan kromium makanan sangat bervariasi karena perbedaan kandungan mineral tanah, musim tanam, kultivar tanaman, dan kontaminasi selama pemrosesan.[64] Sebagai tambahan, sejumlah besar kromium dan nikel larut ke dalam makanan yang dimasak dengan stainless steel.[65] [66] Angka kebutuhan gizi [sunting sunting sumber] Badan Makanan dan Gizi dari Lembaga Kedokteran AS memperbarui Estimasi Kebutuhan Rata-rata Estimated Average Requirements, EARs dan Angka Kebutuhan Gizi AKG pada tahun 2001. Untuk kromium, tidak ada informasi yang memadai untuk menentukan EAR dan AKG, sehingga perlu dipaparkan sebagai perkiraan untuk Kecukupan Asupan Adequate Intake, AI. AI saat ini untuk kromium untuk wanita berusia 14-50 tahun adalah 25 ÎŒg/hari dan 20 ÎŒg/hari untuk di atas 50 tahun. AI untuk wanita hamil adalah 30 ÎŒg/hari. AKG untuk ibu menyusui adalah 45 ÎŒg/hari. Untuk pria berusia xiv-fifty tahun adalah 35 ÎŒg/hari dan 30 ÎŒg/hari untuk pria di atas 50 tahun. Untuk bayi dan anak-anak berusia 1-13 tahun AI meningkat sesuai umur dari 0,2 sampai 25 ÎŒg/hari. Demi keamanan, Badan Makanan dan Gizi juga menentukan Batas Atas Asupan yang dapat ditoleransi dikenal sebagai UL untuk vitamin dan mineral jika terdapat bukti-bukti yang mencukupi. Dalam kasus kromium, belum ada informasi yang mencukupi dan oleh karenanya tidak ada UL. Secara kolektif, EAR, AKG, AI dan UL dirujuk sebagai Angka Kebutuhan Gizi.[67] Otoritas Keamanan Pangan Eropa meninjau pertanyaan terkait keamanan pangan yang sama dan tidak menetapkan UL.[68] Organisasi Kesehatan Dunia WHO menetapkan UL tentatif pada 250 ÎŒg/hari. Di Amerika Serikat banyak perusahaan suplemen makanan menawarkan produk kromium 200 sampai 800 ÎŒg/hari. Produk multivitamin/mineral cenderung mengandung 120 ÎŒg kromium per tablet karena sampai saat ini itulah 100% nilai harian lihat di bawah. Untuk suplemen makanan jumlah per porsi disajikan sebagai persentase Nilai Harian %DV. Untuk tujuan pelabelan kromium, 100% dari Nilai Harian adalah 120 ÎŒg, namun pada Mei 2016 telah direvisi menjadi 35 ÎŒg. Perusahaan makanan dan suplemen memiliki tenggat sampai 28 Juli 2018 untuk mematuhi perubahan tersebut. Tindakan pencegahan [sunting sunting sumber] Senyawa kromiumIII dan logam kromium yang tidak larut dianggap tidak membahayakan kesehatan, sementara toksisitas dan sifat karsinogenik kromiumVI telah lama diketahui.[69] KromiumIII memasuki sel hanya dalam jumlah terbatas, kerana mekanisme transport spesifik. Beberapa studi in vitro menandakan bahwa tingginya konsentrasi kromium3 dalam sel dapat menyebabkan kerusakan DNA.[70] Toksisitas oral akut berkisar antara 1,5 dan 3,3 mg/kg.[71] Tinjauan tahun 2008 menyarankan bahwa asupan moderat kromiumIII melalui suplemen makanan tidak memicu risiko keracunan genetik.[70] Administrasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja OSHA di Equally telah menetapkan batas paparan yang diizinkan permissible eposure limit, PEL di tempat kerja sebagai rata-rata tertimbang waktu fourth dimension-weighted average, TWA sebesar 1 mg/m3. National Institute for Occupational Safety and Health NIOSH telah menetapkan batas paparan yang direkomendasikan recommended exposure limit, REL sebesar 0,5 mg/miii, rata-rata tertimbang waktu. Nilai IDLH immediately dangerous to life and health adalah 250 mg/thou3.[72]Senyawa kromiumIII dan logam kromium yang tidak larut dianggap tidak membahayakan kesehatan, sementara toksisitas dan sifat karsinogenik kromiumHalf-dozen telah lama diketahui.[69] KromiumIII memasuki sel hanya dalam jumlah terbatas, kerana mekanisme ship spesifik. Beberapa studi in vitro menandakan bahwa tingginya konsentrasi kromiumIII dalam sel dapat menyebabkan kerusakan DNA.[70] Toksisitas oral akut berkisar antara 1,5 dan 3,three mg/kg.[71] Tinjauan tahun 2008 menyarankan bahwa asupan moderat kromiumIii melalui suplemen makanan tidak memicu risiko keracunan genetik.[lxx] Administrasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja OSHA di AS telah menetapkan batas paparan yang diizinkan permissible eposure limit, PEL di tempat kerja sebagai rata-rata tertimbang waktu time-weighted average, TWA sebesar 1 mg/chiliad3. National Found for Occupational Safety and Health NIOSH telah menetapkan batas paparan yang direkomendasikan recommended exposure limit, REL sebesar 0,five mg/one thousandiii, rata-rata tertimbang waktu. Nilai IDLH immediately dangerous to life and health adalah 250 mg/mthree.[73] CrVI [sunting sunting sumber] Toksisitas oral akut untuk kromiumVI berkisar antara 50 dan 150 ”g/kg.[71] Di dalam tubuh, kromiumVI direduksi melalui beberapa mekanisme menjadi kromiumIII yang sudah ada dalam darah sebelum memasuki sel. KromiumIii diekskresikan dari dalam tubuh, sementara ion kromat ditransfer ke dalam sel melalui mekanisme ship, bersamaan dengan masuknya ion sulfat dan fosfat ke dalam sel. Toksisitas akut kromiumHalf dozen karena sifat oksidator kuatnya. Setelah memasuki aliran darah, ia akan menghancurkan ginjal, liver dan sel darah melalui reaksi oksidasi. Hasilnya adalah hemolisis, kegagalan ginjal dan liver. Dialisis agresif dapat dijadikan pengobatannya.[74] Karsinogenitas debu kromat telah diketahui sejak lama, dan pada tahun 1890 publikasi pertama menjelaskan peningkatan risiko kanker pada pekerja perusahaan pewarna kromat.[75] [76] Tiga mekanisme diusulkan untuk menjelaskan genotoksisitas kromiumSix. Mekanisme pertama mencakup radikal hidroksil yang sangat reaktif dan radikal reaktif lainnya yang merupakan produk sampingan reduksi kromiumVI ke kromium3. Proses kedua menckup pengikatan langsung senyawa kromiumV, yang dihasilkan melalui reduksi dalam sel, dan kromiumIV pada DNA. Mekanisme terakhir terkait genotoksisitas dengan ikatan Deoxyribonucleic acid dengan produk akhir reduksi kromiumIII.[77] [78] Garam kromium kromat juga penyebab reaksi alergi pada beberapa orang. Kromat sering digunakan untuk manufaktur, antara lain, produk kulit, cat, semen, mortar dan anti korosi. Kontak dengan produk yang mengandung kromat dapat menyebabkan alergi dermatitis kontak dan dermatitis iritasi. yang menghasilkan koreng pada kulit, kadang-kadang disebut sebagai “koreng krom”. Kondisi ini sering dijumpai pada pekerja yang telah terpapar larutan kromat kuat pada penyepuhan elektrik, penyamakan, dan pabrik yang menghasilkan krom.[79] [fourscore] Masalah lingkungan [sunting sunting sumber] Senyawa kromium sering ditemukan di dalam tanah dan air tanah pada situs industri yang sudah tak terpakai, karena senyawa kromium pernah digunakan dalam senyawa pewarna, true cat, dan penyamak kulit. Saat ini, diperlukan pembersihan dan remediasi lingkungan. True cat dasar yang mengandung kromium heksavalen masih banyak digunakan untuk aplikasi finishing pesawat terbang dan mobil.[81] Pada tahun 2010, Kelompok Kerja Lingkungan mempelajari air minum di 35 kota Amerika dalam rangka studi nasional pertama. Studi tersebut menemukan kromium heksavalen dalam air keran di 31 kota yang disampel, dengan Norman, Oklahoma menempati urutan teratas; 25 kota memiliki tingkat yang melebihi batas yang diusulkan oleh California.[82] Konsentrasi CrHalf-dozen dalam pasokan air minum kota AS, dilaporkan oleh EWG, tidak mengindikasikan adanya polusi industri.[83] Faktor ini tidak menjadi perhatian laporan EWG. Catatan [sunting sunting sumber] ^ Tingkat oksidasi kromium paling umum ditebalkan. Kolom sebelah kanan mencantumkan contoh senyawa untuk masing-masing tingkat oksidasi. Referensi [sunting sunting sumber] ^ “Hasil Pencarian”. KBBI Daring . Diakses tanggal 17 Juli 2022. ^ a b Fawcett, Eric 1988. “Spin-density-wave antiferromagnetism in chromium”. Reviews of Modern Physics. 60 209. Bibcode1988RvMP
60..209F. doi ^ Weast, Robert 1984. CRC, Handbook of Chemistry and Physics. Boca Raton, Florida Chemical Rubber Company Publishing. hlm. E110. ISBN 0-8493-0464-4. ^ Brandes, E. A.; Greenaway, H. T.; Stone, H. E. N. 1956. “Ductility in Chromium”. Nature. 178 587 587. Bibcode doi ^ χρΌα, Henry George Liddell, Robert Scott, A Greek-English Lexicon, on Perseus ^ a b c d east f k h i “Chromium”. Office of Dietary Supplements, US National Institutes of Health. 2016. Diakses tanggal 26 June 2016. ^ Wallwork, G. R. 1976. “The oxidation of alloys”. Reports on the Progress Physics. 39 5 401–485. Bibcode1976RPPh
39..401W. doi ^ a b c d east f thou h Holleman, Arnold F.; Wiberg, Egon; Wiberg, Nils 1985. “Chromium”. Lehrbuch der Anorganischen Chemie dalam bahasa German edisi ke-91–100. Walter de Gruyter. hlm. 1081–1095. ISBN iii-11-007511-3. ^ National Research Council Committee on Coatings 1970. Loftier-temperature oxidation-resistant coatings coatings for protection from oxidation of superalloys, refractory metals, and graphite. National Academy of Sciences. ISBN 0-309-01769-half dozen. ^ Emsley, John 2001. “Chromium”. Nature’s Building Blocks An A-Z Guide to the Elements. Oxford, England, Great britain Oxford University Printing. hlm. 495–498. ISBN 0-nineteen-850340-7. ^ Rieuwerts, J. 2015, The Elements of Ecology Pollution, Abingdon and New York Routledge ^ a b c National Research Quango Commission on Biologic Furnishings of Atmospheric Pollutants 1974. Chromium. National University of Sciences. hlm. 155. ISBN 978-0-309-02217-0. ^ Papp, John F. “Article Summary 2009 Chromium” PDF. Geological Survey. Diakses tanggal 2009-03-17 . ^ Fleischer, Michael 1982. “New Mineral Names” PDF. American Mineralogist. 67 854–860. ^ “Chromium with location data”, Mindat ^ “Chromium from Udachnaya-Vostochnaya piping, Daldyn, Daldyn-Alakit kimberlite field, Saha Commonwealth Sakha Republic; Yakutia, Eastern-Siberian Region, Russian federation”, Mindat ^ a b Kotaƛ, J.; Stasicka, Z. 2000. “Chromium occurrence in the environment and methods of its speciation”. Environmental Pollution. 107 iii 263–283. doi PMID 15092973. ^ Gonzalez, A. R.; Ndung’u, Chiliad.; Flegal, A. R. 2005. “Natural Occurrence of Hexavalent Chromium in the Aromas Red Sands Aquifer, California”. Environmental Science and Technology. 39 xv 5505–5511. Bibcode2005EnST
 doi PMID 16124280. ^ a b Georges, Audi; Bersillon, O.; Blachot, J.; Wapstra, A. H. 2003. “The NUBASE Evaluation of Nuclear and Decay Properties”. Nuclear Physics A. Atomic Mass Data Centre. 729 3–128. Bibcode doi ^ 53Mn Diarsipkan 2017-07-12 di Wayback Machine.. Chart of Nuclides. ^ Birck, J. L.; Rotaru, M.; Allegre, C. 1999. “53Mn-53Cr evolution of the early solar organisation”. Geochimica et Cosmochimica Acta. 63 23–24 4111–4117. Bibcode1999GeCoA.. doi ^ Frei, Robert; Gaucher, Claudio; Poulton, Simon W.; Canfield, Don E. 2009. “Fluctuations in Precambrian atmospheric oxygenation recorded by chromium isotopes”. Nature. 461 7261 250–253. Bibcode doi PMID 19741707. ^ a b Greenwood, Norman N.; Earnshaw, A. 1997, Chemistry of the Elements edisi ke-2, Oxford Butterworth-Heinemann, ISBN 0-7506-3365-four ^ Puigdomenech, Ignasi Hydra/Medusa Chemical Equilibrium Database and Plotting Software Diarsipkan 5 June 2013 di Wayback Machine. 2004 KTH Royal Establish of Engineering ^ Haxhillazi, Gentiana 2003. “Grooming, Construction and Vibrational Spectroscopy of Tetraperoxo Complexes of Cr5+, Five5+, NbV+ and TaV+“. PhD thesis, University of Siegen. ^ Nguyen, T.; et al. 2005. “Synthesis of a Stable Compound with Fivefold Bonding Between Two ChromiumI Centers”. Science. 310 5749 844–847. Bibcode2005Sci
310..844N. doi PMID 16179432. ^ Cotterell, Maurice 2004, The Terracotta Warriors The Secret Codes of the Emperor’s Regular army, Rochester Bear and Company, ISBN one-59143-033-X ^ a b c Guertin, Jacques; Jacobs, James Alan & Avakian, Cynthia P. 2005. Chromium Six Handbook. CRC Press. hlm. 7–eleven. ISBN 978-one-56670-608-7. ^ Vauquelin, Louis Nicolas 1798. “Memoir on a New Metallic Acid which exists in the Crimson Lead of Sibiria”. Journal of Natural Philosophy, Chemistry, and the Art. 3 146. ^ van der Krogt, Peter. “Chromium”. Diakses tanggal 2008-08-24 . ^ a b c Dennis, J. One thousand.; Such, T. E. 1993. “History of Chromium Plating”. Nickel and Chromium Plating. Woodhead Publishing. hlm. 9–12. ISBN 978-1-85573-081-6. ^ Papp, John F. “Mineral Yearbook 2002 Chromium” PDF. United states of america Geological Survey. Diakses tanggal 2009-02-16 . ^ a b c Papp, John F. “Mineral Yearbook 2015 Chromium” PDF. Geological Survey. Diakses tanggal 2015-06-03 . ^ a b c d Papp, John F. & Lipin, Bruce R. 2006. “Chromite”. Industrial Minerals & Rocks Commodities, Markets, and Uses edisi ke-7th. SME. ISBN 978-0-87335-233-eight. ^ Bhadeshia, H. M. D. H. “Nickel-Based Superalloys”. University of Cambridge. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2006-08-25. Diakses tanggal 2009-02-17 . ^ Edwards, Joseph 1997. Blanket and Surface Treatment Systems for Metals. Finishing Publications Ltd. and ASMy International. hlm. 66–71. ISBN 0-904477-16-9. ^ Zhao, J.; Xia, L.; Sehgal, A.; Lu, D.; McCreery, R. L.; Frankel, G. S. 2001. “Effects of chromate and chromate conversion coatings on corrosion of aluminum alloy 2024-T3”. Surface and Coatings Engineering. 140 1 51–57. doi Diarsipkan dari versi asli tanggal 20 July 2011. ^ Sprague, J. A.; Smidt, F. A. 1994. ASM Handbook Surface Engineering. ASM International. ISBN 978-0-87170-384-ii. Diakses tanggal 2009-02-17 . ^ Worobec, Mary Devine; Hogue, Cheryl 1992. Toxic Substances Controls Guide Federal Regulation of Chemicals in the Environs. Washington, BNA Books. hlm. 13. ISBN 978-0-87179-752-0. ^ Gettens, Rutherford John 1966. “Chrome yellowish”. Painting Materials A Short Encyclopaedia. Courier Dover Publications. hlm. 105–106. ISBN 978-0-486-21597-half-dozen. ^ Gerd Anger; et al. 2005, “Chromium Compounds”, Ullmann’s Encyclopedia of Industrial Chemistry, Weinheim Wiley-VCH, doi ^ Marrion, Alastair 2004. The chemistry and physics of coatings. Royal Social club of Chemistry. hlm. 287–. ISBN 978-0-85404-604-1. ^ Moss, S. C.; Newnham, R. Due east. 1964. “The chromium position in blood-red” PDF. Zeitschrift fĂŒr Kristallographie. 120 4–5 359–363. Bibcode1964ZK
.120..359M. doi ^ a b Hingston, J.; et al. 2001. “Leaching of chromated copper arsenate wood preservatives a review”. Environmental Pollution. 111 1 53–66. doi PMID 11202715. ^ Dark-brown, E. Yard. 1997. “A Conformational Study of Collagen as Affected past Tanning Procedures”. Journal of the American Leather Chemists Association. 92 225–233. ^ Sreeram, K.; Ramasami, T. 2003. “Sustaining tanning process through conservation, recovery and ameliorate utilization of chromium”. Resources, Conservation and Recycling. 38 3 185–212. doi ^ Weckhuysen, Bert Thousand.; Schoonheydt, Robert A. 1999. “Olefin polymerization over supported chromium oxide catalysts”. Catalysis Today. 51 ii 215–221. doi ^ Twigg, M. V. E. 1989. “The Water-Gas Shift Reaction”. Goad Handbook. ISBN 978-0-7234-0857-4. ^ Rhodes, C.; Hutchings, G. J.; Ward, A. Thousand. 1995. “Water-gas shift reaction Finding the mechanistic boundary”. Catalysis Today. 23 43–58. doi ^ Lazier, Arnold, 1939. “Copper Chromite Catalyst”. Org. Synth. 19 31; Coll. Vol. two 142. ^ Mallinson, John C. 1993. “Chromium Dioxide”. The foundations of magnetic recording. Academic Press. ISBN 978-0-12-466626-nine. ^ Garverick, Linda 1994. Corrosion in the Petrochemical Industry. ASM International. ISBN 978-0-87170-505-1. ^ Baral, Anil; Engelken, Robert D. 2002. “Chromium-based regulations and greening in metal finishing industries in the Environmental Science & Policy. 5 2 121–133. doi ^ Anderson, R. A. 1997. “Chromium as an Essential Nutrient for Humans”. Regulatory Toxicology and Pharmacology. 26 1 Pt two S35–S41. doi PMID 9380836. ^ a b European Nutrient Condom Say-so 2014. “Scientific Opinion on Dietary Reference Values for chromium”. EFSA Periodical. 12 10 3845. doi ^ Vincent, John B. 2013. “Affiliate 6. Chromium Is It Essential, Pharmacologically Relevant, or Toxic?”. Dalam Astrid Sigel; Helmut Sigel; Roland K. O. Sigel. Interrelations between Essential Metal Ions and Human Diseases. Metal Ions in Life Sciences. 13. Springer. hlm. 171–198. doi ^ Bona, Kristin R.; Dearest, Sharifa; Rhodes, Nicholas R.; McAdory, Deana; Sinha, Sarmistha Halder; Kern, Naomi; Kent, Julia; Strickland, Jessyln; Wilson, Austin; Beaird, Janis; Ramage, James; Rasco, Jane F.; Vincent, John B. 2011. “Chromium is not an essential trace element for mammals Effects of a “depression-chromium” diet”. JBIC Journal of Biological Inorganic Chemistry. 16 three 381–90. doi PMID 21086001. ^ Mertz, Walter 1 Apr 1993. “Chromium in Human Nutrition A Review”. Journal of Nutrition. 123 four 626–33. PMID 8463863. ^ Wise, Sandra S.; Wise, J. P., Sr 2012. “Chromium and genomic stability”. Mutation Research/Fundamental and Molecular Mechanisms of Mutagenesis. 733 ane–2 78–82. doi PMC4138963 . PMID 22192535. ^ “ToxFAQs Chromium”. Bureau for Toxic Substances & Disease Registry, Centers for Disease Control and Prevention. February 2001. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-07-08. Diakses tanggal 2007-x-02 . ^ a b Vincent, J. B. 17 January 2015. “Is the Pharmacological Mode of Action of ChromiumIII as a Second Messenger?”. Biological trace chemical element enquiry. 166 ane 7–12. doi PMID 25595680. ^ Vincent, John B. 2010. “Chromium Celebrating fifty years every bit an essential element?”. Dalton Transactions. 39 sixteen 3787–94. doi PMID 20372701. ^ Vincent, J. B. 2007. “Recent advances in the nutritional biochemistry of trivalent chromium”. Proceedings of the Nutrition Society. 63 1 41–47. doi PMID 15070438. ^ a b Thor MY; Harnack L; King D; Jasthi B; Pettit J Dec 2011. “Evaluation of the comprehensiveness and reliability of the chromium composition of foods in the literature”. J Food Compost Anal. 24 8 1147–1152. doi PMC3467697 . PMID 23066174. ^ Kamerud KL; Hobbie KA; Anderson KA Aug 28, 2013. “Stainless Steel Leaches Nickel and Chromium into Foods During Cooking”. J Agric Food Chem. 61 39 9495–501. doi PMC4284091 . PMID 23984718. ^ Flintstone GN; Packirisamy Due south 1997. “Purity of food cooked in stainless steel utensils”. Food Addit Contam. xiv 2 115–26. doi PMID 9102344. ^ Chromium. IN Dietary Reference Intakes for Vitamin A, Vitamin G, Arsenic, Boron, Chromium, Chromium, Iodine, Iron, Manganese, Molybdenum, Nickel, Silicon, Vanadium, and Chromium Diarsipkan 2016-10-17 di Wayback Automobile.. National University Printing. 2001, ^ Tolerable Upper Intake Levels For Vitamins And Minerals PDF, European Food Safety Authorization, 2006 ^ a b Barceloux, Donald G.; Barceloux, Donald 1999. “Chromium”. Clinical Toxicology. 37 2 173–194. doi PMID 10382554. ^ a b c d Eastmond, David A.; MacGregor, J. T.; Slesinski, R. S. 2008. “Trivalent Chromium Assessing the Genotoxic Risk of an Essential Trace Element and Widely Used Homo and Animal Nutritional Supplement”. Critical Reviews in Toxicology. 38 3 173–190. doi PMID 18324515. ^ a b c Katz, Sidney A.; Salem, H. 1992. “The toxicology of chromium with respect to its chemic speciation A review”. Journal of Applied Toxicology. 13 3 217–224. doi PMID 8326093. ^ “NIOSH Pocket Guide to Chemical Hazards 0141”. National Institute for Occupational Prophylactic and Health NIOSH. ^ “NIOSH Pocket Guide to Chemical Hazards 0141”. National Institute for Occupational Safety and Health NIOSH. ^ Dayan, A. D.; Paine, A. J. 2001. “Mechanisms of chromium toxicity, carcinogenicity and allergenicity Review of the literature from 1985 to 2000”. Human & Experimental Toxicology. twenty nine 439–451. doi PMID 11776406. ^ Newman, D. 1890. “A instance of adeno-carcinoma of the left inferior turbinated trunk, and perforation of thenasal septum, in the person of a worker in chrome pigments”. Glasgow Medical Journal. 33 469–470. ^ Langard, Sverre 1990. “I Hundred Years of Chromium and Cancer A Review of Epidemiological Evidence and Selected Example Reports”. American Journal of Industrial Medicine. 17 2 189–214. doi PMID 2405656. ^ Cohen, G. D.; Kargacin, B.; Klein, C. B.; Costa, M. 1993. “Mechanisms of chromium carcinogenicity and toxicity”. Critical Reviews in Toxicology. 23 three 255–281. doi PMID 8260068. ^ Methods to Develop Inhalation Cancer Risk Estimates for Chromium and Nickel Compounds. Research Triangle Park, NC Environmental Protection Agency, Office of Air Quality Planning and Standards, Health and Environmental Impacts Partitioning. October 2011. Diakses tanggal 19 March 2015. ^ “Chrome Contact Allergy”. DermNet NZ. ^ Basketter, David; Horev, 50.; Slodovnik, D.; Merimes, Due south.; Trattner, A.; Ingber, A. 2000. “Investigation of the threshold for allergic reactivity to chromium”. Contact Dermatitis. 44 ii 70–74. doi PMID 11205406. ^ Baselt, Randall C. 2008. Disposition of Toxic Drugs and Chemicals in Man edisi ke-8th. Foster City Biomedical Publications. hlm. 305–307. ISBN 978-0-9626523-7-0. ^ “United states water has big amounts of likely carcinogen study”. Yahoo News. 2010-12-xix. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-12-23. Diakses tanggal 2010-12-19 . ^ CalEPA Fact Canvas Pranala luar [sunting sunting sumber] Wikimedia Eatables memiliki media mengenai Kromium . Inggris ATSDR Example Studies in Ecology Medicine Chromium Toxicity Department of Health and Homo Services Inggris IARC Monograph “Chromium and Chromium compounds” Inggris It’s Elemental – The Element Chromium Inggris The Merck Manual – Mineral Deficiency and Toxicity Inggris National Constitute for Occupational Safety and Health – Chromium Page Inggris Chromium at The Periodic Table of Videos Academy of Nottingham Inggris “Chromium”. EncyclopĂŠdia Britannica. six edisi ke-11. 1911. hlm. 296–298. fifty b s Tabel periodik besar ane 2 iii 4 5 6 7 8 9 ten eleven 12 thirteen 14 15 sixteen 17 18 1 H He 2 Li Exist B C N O F Ne 3 Na Mg Al Si P Due south Cl Ar 4 K Ca Sc Ti Five Cr Mn Fe Co Ni Cu Zn Ga Ge As Se Br Kr 5 Rb Sr Y Zr Nb Mo Tc Ru Rh Pd Ag Cd In Sn Sb Te I Xe 6 Cs Ba La Ce Pr Nd Pm Sm European union Gd Tb Dy Ho Er Tm Yb Lu Hf Ta W Re Os Ir Pt Au Hg Tl Lead Bi Po At Rn seven Fr Ra Ac Thursday Pa U Np Pu Am Cm Bk Cf Es Fm Medico No Lr Rf Db Sg Bh Hs Mt Ds Rg Cn Nh Fl Mc Lv Ts Og Logam alkali Logam alkali tanah Lan­tanida Aktinida Logam transisi Logam miskin Metaloid Nonlogam poliatomik Nonlogam diatomik Gas mulia Sifat kimiabelum diketahui

larutan x dan larutan y memiliki titik didih yang sama