Pertamatama Al-Ghazali menegaskan bahwa usaha untuk melatih anak-anak agar mereka itu memperoleh pendidikan yang baik serta akhlak yang mulia termasuk hal yang amat penting. Seorang anak adalah amanat yang diberikan oleh Allah swt kepada orang tuanya. Hatinya yang suci adalah bagaikan mutiara yang yang belum dibentuk.
PJA2.4.1. Kelebihan Dan Kekurangan Perancah Baja Konvensional Tabel 2.1. Kelebihan dan Kekurangan Perancah Baja Konvensional No 1 Pekerjaan Slab Balok Kelebihan dan a. Pemakaian karena lebih lebih Kekurangan cepat, terbiasa dalam pemasangannya b. Unit variasi materialnya a. Pada gedung bertingkat tinggi, pemakaian vertikal standar kurang efisien,
ApalagiAllah l telah memerintahkan dalam kitab-Nya yang mulia: "Maka berlomba-lombalah kalian kepada amalan-amalan kebaikan." (al-Baqarah: 148) "Bersegeralah kalian kepada ampunan dari Rabb kalian dan kepada surga yang seluas langit-langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa." (Ali Imran: 133) Ajakan berlomba kepada
Merekapaling bersegera dalam merespon tawaran kebaikan. Karena mereka tahu, ada nilai lebih bagi orang yang menyegerakan kebaikan. Lebih Dahulu, Lebih Utama. Semangat untuk menjadi orang pertama dalam kebaikan telah membawa keuntungan bagi sahabat Ukasyah bin Mihshan, hingga didoakan Nabi termasuk 70.000 orang yang masuk jannah tanpa hisab.
Sakinguniversalnya, seorang novelis sekaligus pengajar berkebangsaan Amerika Serikat, Mark Twain, bahkan pernah berkata, "kebaikan adalah bahasa yang bisa didengar si tuli dan bisa dilihat si buta." Berbuat baik sendiri dinilai menjadi landasan bagi seseorang untuk mengetahui bagaimana caranya berbuat dan bersikap dengan baik dan benar.
Vay Tiแปn Trแบฃ Gรณp Theo Thรกng Chแป Cแบงn Cmnd.
Oleh SIGIT INDRIJONOOLEH SIGIT INDRIJONO โDan berbuat baiklah kepada orang lain sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu.โ QS al-Qashash [28] 77. Dalam ayat ini, Allah SWT memberikan perintah untuk hal yang juga dilakukan oleh-Nya, hal ini menunjukkan keutamaan berbuat baik. Kita menaati perintah-Nya tersebut dengan berbuat baik. Tidak karena yang lain, melainkan ikhlas karena Allah SWT. Bisa saja seseorang berbuat baik kepada orang lain dengan menjadikannya sebagai utang budi, konsekuensinya mengharap pengakuan dan balasan. Kita tidak perlu menghitung-hitung kebaikan kepada orang lain, akan lebih baik bisa melupakannya. Hendaknya kita terus berbuat baik kepada orang lain dan tidak merisaukan meskipun orang tersebut tidak peduli. Keinginan agar banyak orang mengetahui dan mendengar kebaikan tersebut juga harus dihindari, merupakan riya karena mengesampingkan ikhlas dalam beramal. Berbuat baik merupakan akhlak mulia yang bisa diwujudkan pada berbagai hal, seperti memberikan pertolongan, menasihati untuk kebaikan, berbagi ilmu, atau memperlakukan dengan baik, terutama untuk orang-orang terdekat, yaitu orang tua, suami, istri, anak, dan kerabat. Selanjutnya berbuat baik untuk lingkup yang lebih luas, seperti dengan tetangga, di tempat kerja, dan dengan semua orang yang kita berinteraksi dengan mereka dalam kehidupan sehari-hari. "Dan berbuat baiklah. Sungguh Allah mencintai orang-orang yang berbuat baik." QS al-Baqarah [2] 195. "Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik." QS al-A'raf [7] 56. โDan barang siapa mengerjakan kebaikan akan kami tambahkan kebaikan baginya.โ QS asy-Syura [42] 23. Ayat-ayat di atas menerangkan janji Allah SWT bagi orang-orang yang berbuat baik, yaitu dicintai-Nya, memperoleh rahmat-Nya dan tambahan kebaikan. Sehingga kita antusias untuk berbuat baik dengan ikhlas dan mengharap rida-Nya secara istiqamah. Rasulullah SAW bersabda, "Barang siapa menolong saudaranya yang sedang dalam kebutuhan, maka Allah akan menolongnya dalam kebutuhannya." HR Bukhari dan Muslim. Beliau SAW juga bersabda, "Janganlah meremehkan kebaikan sedikit pun, walau hanya berbicara kepada saudaramu dengan wajah yang tersenyum kepadanya. Amalan tersebut adalah bagian dari kebajikan." HR Abu Dawud dan Tirmidzi. Hadis di atas mendorong kita untuk selalu berusaha menolong orang lain dan juga untuk berbuat baik kepada orang lain tanpa meremehkan sedikit pun untuk hal-hal yang mudah dan kecil, seperti memperlihatkan wajah tersenyum. โBagi orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik surga dan tambahannya kenikmatan melihat Allah. "Dan wajah mereka tidak ditutupi debu hitam dan tidak pula dalam kehinaan. Mereka itulah penghuni surga, mereka kekal di dalamnya.โ QS Yunus [10] 26. Ayat ini menerangkan tentang balasan pahala bagi orang-orang yang berbuat baik, pahala terbaik berupa surga dan tambahannya, yaitu kenikmatan melihat Allah SWT. Wallahu a'lam.
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Seringkali kita mendenga kata "baik", "orang baik", "berbuat baik", atau "kebaikan". Apa makna, arti, definisi, maksud, atau pengertian kebaikan yang sebenarnya dalam Islam?apabila dikutip Secara bahasa Indonesia, menurut KBBI, baik artinya elok; patut; teratur apik, rapi, tidak ada celanya, dsb mujur; beruntung; berguna; manjur; sembuh; pulih; selamat tidak kurang suatu apa. Kebaikan artinya sifat baik; perbuatan baik, kegunaan; dan sifat manusia yang dianggap baik menurut sistem norma dan pandangan umum yang kebaikan menurut Islam? Rasulullah Saw sebuah haditnya menegaskan "Kebaikan adalah akhlak yang baik, sedangkan dosa adalah apa saja yang meragukan jiwamu dan kamu tidak suka memperlihatkannya pada orang lain." HR. Muslim"Mintalah fatwa kepada hatimu. Kebaikan adalah apa saja yang menenangkan hati dan jiwamu. Sedangkan dosa adalah apa yang menyebabkan hati bimbang dan cemas meski banyak orang mengatakan bahwa hal tersebut merupakan kebaikan." HR. Ahmad, Thabrani, dan Al Baihaqi.Kebaikan menurut Al-Quran Dalam salah satu ayat Al-Quran, kebaikan disebut "Al-Biru". Ulama mengartikannya sebagai "kebaikan yang banyak". Allah SWT merinci apa saja yang disebut kebaikan dalam firman-Nya"Kebaikan itu bukanlah dengan menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, Hari Kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi, dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir yang memerlukan pertolongan dan orang-orang yang meminta-minta; memerdekakan hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar imannya; dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa." QS. 2177.Dari ayat di atas, yang dimaksud perbuatan baik atau kebaikan dalam Islam antara lainBeriman. Beriman kepada Allah, Hari Kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, dan Infak, Dermawan. Memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir yang memerlukan pertolongan dan orang-orang yang meminta-minta; memerdekakan hamba Ibadah. Mendirikan shalat dan menunaikan Janji. Menepati janjinya apabila ia berjanjiSabar. Orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan, dan dalam riwayat Ar-Rabi' dan Qatadah, sebab turun asbabun nuzul ayat ini yaitu ketika umat Yahudi sembahyang menghadap ke arah Barat, sedang umat Nasrani menghadap ke arah Timur. Masing-masing pemeluk agama mengklaim bahwa hanya agama yang dianutnya paling benar dalam berbakti dan berbuat kebajikan. Sedangkan di luar agamanya dianggap salah dalam berbakti dan berbuat kebajikan, sehingga turunlah ayat ini untuk membantah pendapat dan persangkaan mereka. Dalam Al-Quran dan Tafsirnya dari Universitas Islam Indonesia 1991 dijelaskan, ayat ini bukan saja ditujukan kepada umat Yahudi dan Nasrani, tetapi mencakup semua umat yang menganut agama samawi agama yang turun dari langit termasuk umat SWT menjelaskan kepada semua umat manusia, bahwa kebaktian bukanlah sekedar menghadapkan muka kepada suatu arah tertentu baik arah ke Timur atau ke Barat. Tetapi hakikat kebaktian adalah beriman kepada Allah dengan sesungguhnya, iman yang bersemayam di lubuk hati yang dapat menentramkan jiwa, yang dapat menunjukkan kebenaran dan mencegah diri dari segala macam dorongan hawa nafsu dan kejahatan. Beriman pada hari akhirat sebagai tujuan terakhir dari kehidupan dunia yang serba kurang dan fana ini. Beriman kepada malaikat yang di antara tugasnya menjadi perantara dan pembaca wahyu dari Allah kepada para Nabi dan Rasul. Beriman kepada semua kitab-kitab Zabur, Taurat, Injil, dan Al-Quran yang diturunkan Allah. Beriman kepada semua nabi tanpa membedakan antara seorang nabi dengan nabi yang lain. 1 2 Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
โ Ihsan adalah puncak ibadah dan akhlak yang senantiasa menjadi target seluruh hambah Allah SWT. Sebab, ihsan menjadikan kita sosok yang mendapatkan kemuliaan dari-Nya. Sebaliknya, seorang hamba yang tidak mampu mencapai target ini akan kehilangan kesempatan yang sangat mahal untuk menduduki posisi terhormat dimata Allah SWT. Rasulullah saw. pun sangat menaruh perhatian akan hal ini, sehingga seluruh ajaran-ajarannya mengarah kepada satu hal, yaitu mencapai ibadah yang sempurna dan akhlak yang mulia. Oleh karenanya, seorang muslim hendaknya tidak memandang ihsan itu hanya sebatas akhlak yang utama saja, melainkan harus dipandang sebagai bagian dari aqidah dan bagian terbesar dari keislamannya. Karena, Islam dibangun di atas tiga landasan utama, yaitu iman, Islam, dan ihsan, seperti yang telah diterangkan oleh Rasulullah saw dalam haditsnya yang shahih. Hadist ini menceritakan saat Raulullah saw. menjawab pertanyaan Malaikat Jibrilโyang menyamar sebagai seorang manusiaโmengenai Islam, iman, dan ihsan. Setelah Jibril pergi, Rasulullah saw. bersabda kepada para sahabatnya ููุฅูููููู ุฌูุจูุฑููููู ุฃูุชูุงููู
ู ููุนููููู
ูููู
ู ุฏูููููููู
ู ุฑูุงู ู
ุณูู
โInilah Jibril yang datang mengajarkan kepada kalian urusan agama kalian.โ Beliau menyebut ketiga hal di atas sebagai agama, dan bahkan Allah SWT memerintahkan untuk berbuat ihsan pada banyak tempat dalam Al-Qur`an. โDan belanjakanlah harta bendamu di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, Karena Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.โ al-Baqarah 195 โSesungguhnya Allah memerintahkanmu untuk berbuat adil dan kebaikanโฆ.โan-Nahl 90 Pengertian Ihsan Ihsan berasal dari kata ุญูุณููู yang artinya adalah berbuat baik, sedangkan bentuk masdarnya adalah ุงูุญูุณูุงูู, yang artinya kebaikan. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur`an mengenai hal ini. Jika kamu berbuat baik, berarti kamu berbuat baik bagi dirimu sendiriโฆโ al-Israโ 7 โโฆDan berbuat baiklah kepada oraang lain seperti halnya Allah berbuat baik terhadapmuโฆ.โ al-Qashash77 Ibnu Katsir mengomentari ayat di atas dengan mengatakan bahwa kebaikan yang dimaksud dalam ayat tersebut adalah kebaikan kepada seluruh makhluk Allah SWT. Landasan Syarโi Ihsan. Pertama, Al-Qur`an Dalam Al-Qur`an, terdapat seratus enam puluh enam ayat yang berbicara tentang ihsan dan implementasinya. Dari sini kita dapat menarik satu makna, betapa mulia dan agungnya perilaku dan sifat ini, hingga mendapat porsi yang sangat istimewa dalam Al-Qur`an. Berikut ini beberapa ayat yang menjadi landasan akan hal ini. โโฆDan berbuat baiklah kalian karena sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berbuat baik.โ al-Baqarah195 โSesungguhnya Allah memerintahkanmu untuk berbuat adil dan kebaikanโฆ.โ an-Nahl 90 โโฆserta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusiaโฆ.โ al-Baqarah 83 โโฆDan berbuat baiklah terhadap dua orang ibu bapak, kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat maupun yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan para hamba sahayamuโฆ.โ an-Nisaa` 36 Kedua; As-Sunnah. Rasulullah saw. pun sangat memberi perhatian terhadap masalah ihsan ini. Sebab, ia merupakan puncak harapan dan perjuangan seorang hamba. Bahkan, diantara hadist-hadist mengenai ihsan tersebut, ada beberapa yang menjadi landasan utama dalam memahami agama ini. Rasulullah saw. menerangkan mengenai ihsanโketika ia menjawab pertanyaan Malaikat Jibril tentang ihsan dimana jawaban tersebut dibenarkan oleh Jibril, dengan mengatakan ุฃููู ุชูุนูุจูุฏู ุงูููู ููุฃูููููู ุชูุฑูุงูู ููุฅููู ููู
ู ุชููููู ุชูุฑูุงูู ููุฅูููููู ููุฑูุงูู . โEngkau menyembah Allah seakan-akan engkau melihat-Nya, dan apabila engkau tidak dapat melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia melihatmu.โ HR. Muslim Di kesempatan yang lain, Rasulullah bersabda ุงูููู ุงูููู ููุชูุจู ุนูููููููู
ู ุงูููุงุญูุณูุงูู ุนูููู ููููู ุดูููุกู , ููุงูุฐูุง ููุชูููุชูู
ู ููุงูุญูุณููููู ุงููููุชูููุฉู ูู ุงูุฐูุง ุฐูุจูุญูุชูู
ู ููุงูุญูุณููููู ุงูุฐููุจูุญูุฉู โSesungguhnya Allah telah mewajibkan kebaikan pada segala sesuatu, maka jika kamu membunuh, bunuhlah dengan baik, dan jika kamu menyembelih, sembelihlah dengan baikโฆโ HR. Muslim Tiga Aspek Pokok Dalam Ihsan Ihsan meliputi tiga aspek yang fundamental. Ketiga hal tersebut adalah ibadah, muamalah, dan akhlak. Ketiga hal ini lah yang menjadi pokok bahasan kita kali ini. A. Ibadah Kita berkewajiban ihsan dalam beribadah, yaitu dengan menunaikan semua jenis ibadah, seperti shalat, puasa, haji, dan sebagainya dengan cara yang benar, yaitu menyempurnakan syarat, rukun, sunnah, dan adab-adabnya. Hal ini tidak akan mungkin dapat ditunaikan oleh seorang hamba, kecuali jika saat pelaksanaan ibadah-ibadah tersebut ia dipenuhi dengan cita rasa yang sangat kuat menikmatinya, juga dengan kesadaran penuh bahwa Allah senantiasa memantaunya hingga ia merasa bahwa ia sedang dilihat dan diperhatikan oleh-Nya. Minimal seorang hamba merasakan bahwa Allah senantiasa memantaunya, karena dengan ini lah ia dapat menunaikan ibadah-ibadah tersebut dengan baik dan sempurna, sehingga hasil dari ibadah tersebut akan seperti yang diharapkan. Inilah maksud dari perkataan Rasulullah saw yang berbunyi, โHendaklah kamu menyembah Allah seakan-akan engkau melihat-Nya, dan jika engkau tak dapat melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia melihatmu.โ Kini jelaslah bagi kita bahwa sesungguhnya arti dari ibadah itu sendiri sangatlah luas. Maka, selain jenis ibadah yang kita sebutkan tadi, yang tidak kalah pentingnya adalah juga jenis ibadah lainnya seperti jihad, hormat terhadap mukmin, mendidik anak, menyenangkan isteri, meniatkan setiap yang mubah untuk mendapat ridha Allah, dan masih banyak lagi. Oleh karena itulah, Rasulullah saw. menghendaki umatnya senantiasa dalam keadaan seperti itu, yaitu senantiasa sadar jika ia ingin mewujudkan ihsan dalam ibadahnya. Tingkatan Ibadah dan Derajatnya. Berdasarkan nash-nash Al-Qur`an dan Sunnah, maka ibadah mempunyai tiga tingkatan, yang pada setiap tingkatan derajatnya masing-masing seorang hamba tidak dapat mengukurnya. Karena itulah, kita berlomba untuk meraihnya. Pada setiap derajat, ada tingkatan tersendiri dalam surga. Yang tertinggi adalah derajat muhsinin, ia menempati jannatul firdaus, derajat tertinggi di dalam surga. Kelak, para penghuni surga tingkat bawah akan saling memandang dengan penghuni surga tingkat tertinggi, laksana penduduk bumi memandang bintang-bintang di langit yang menandakan jauhnya jarak antara mereka. Adapun tiga tingkatan tersebut adalah sebagai berikut. at-Takwa, yaitu tingkatan paling bawah dengan derajat yang berbeda-beda. 2. Tingkat al-Bir, yaitu tingkatan menengah dengan derajat yang berbeda-beda. al-Ihsan, yaitu tingkatan tertinggi dengan derajat yang berbeda-beda pula. Pertama,Tingkat Takwa. Tingkat taqwa adalah tingkatan dimana seluruh derajatnya dihuni oleh mereka yang masuk katagori al-Muttaqun, sesuai dengan derajat ketaqwaan masing-masing. Takwa akan menjadi sempurna dengan menunaikan seluruh perintah Allah dan meninggalkan seluruh larangan-Nya. Hal ini berarti meninggalkan salah satu perintah Allah dapat mengakibatkan sangsi dan melakukan salah satu larangannya adalah dosa. Dengan demikian, puncak takwa adalah melakukan seluruh perintah Allah dan meninggalkansemualarangan-Nya. Namun, ada satu hal yang harus kita fahami dengan baik, yaitu bahwa Allah SWT Maha Mengetahui keadaan hamba-hamba-Nya yang memiliki berbagai kelemahan, yang dengan kelemahannya itu seorang hamba melakukan dosa. Oleh karena itu, Allah membuat satu cara penghapusan dosa, yaitu dengan cara tobat dan pengampunan. Melalui hal tersebut, Allah SWT akan mengampuni hamba-Nya yang berdosa karena kelalaiannya dari menunaikan hak-hak takwa. Sementara itu, ketika seorang hamba naik pada peringkat puncak takwa, boleh jadi ia akan naik pada peringkat bir atau ihsan. Peringkat ini disebut martabat takwa, karena amalan-amalan yang ada pada derajat ini membebaskannya dari siksaan atas kesalahan yang dilakukannya. Adapun derajat yang paling rendah dari peringkat ini adalah derajat dimana seseorang menjaga dirinya dari kekalnya dalam neraka, yaitu dengan iman yang benar yang diterima oleh Allah SWT. Kedua, Tingkat al-Bir Peringkat ini akan dihuni oleh mereka yang masuk kategori al-Abrar. Hal ini sesuai dengan amalan-amalan kebaikan yang mereka lakukan dari ibadah-ibadah sunnah serta segala sesuatu yang dicintai dan diridhai oleh Allah SWT. hal ini dilakukan setelah mereka menunaikan segala yang wajib, atau yang ada pada peringkat sebelumnya, yaitu peringkat takwa. Peringkat ini disebut martabat al-Bir kebaikan, karena derajat ini merupakan perluasan pada hal-hal yang sifatnya sunnah, sesuatu sifatnya semata-mata untuk mendekatkan diri kepada Allah dan merupakan tambahan dari batasan-batasan yang wajib serta yang diharamkan-Nya. Amalan-amalan ini tidak diwajibkan Allah kepada hamba-hamba-Nya, tetapi perintah itu bersifat anjuran, sekaligus terdapat janji pahala didalamnya. Akan tetapi, mereka yang melakukan amalan tambahan ini tidak akan masuk kedalam kelompok al-bir, kecuali telah menunaikan peringkat yang pertama, yaitu peringkat takwa. Karena, melakukan hal pertama merupakan syarat mutlak untuk naik pada peringkat selanjutnya. Dengan demikian, barangsiapa yang mengklaim dirinya telah melakukan kebaikan sedang dia tidak mengimani unsur-unsur qaidah iman dalam Islam, serta tidak terhidar dari siksaan neraka, maka ia tidak dapat masuk dalam peringkat ini al-bir. Mengenai hal ini, Allah SWT berfirman dalam kitab-Nya. โโฆBukanlah kebaikan dengan memasuki rumah-rumah dari belakangnya, akan tetapi kebaikan itu adalah takwa, dan datangilah rumah-rumah itu dari pintu-pintunya dan bertakwalah kepada Allah agar kalian beruntung.โ al-Baqarah 189 โYa Tuhan kami, sesungguhnya kami mendengar seruan orang yang menyeru kepada iman, yaitu Berimanlah kamu kepada Tuhanmu, maka kamipun beriman. Ya Tuhan kami ampunilah bagi kami dosa-dosa kami dan hapuskanlah dari kami kesahan-kesalahan kami dan wafatkanlah kami bersama orang-orang yang banyak berbuat baik.โ Ali Imran 193 Ketiga, Tingkatan Ihsan Tingkatan ini akan dicapai oleh mereka yang masuk dalam kategori Muhsinun. Mereka adalah orang-orang yang telah melalui peringkat pertama dan yang kedua peringkat takwa dan al-bir. Ketika kita mencermati pengertian ihsan dengan sempurnaโseperti yang telah kita sebutkan sebelumnya, maka kita akan mendapatkan suatu kesimpulan bahwa ihsan memiliki dua sisi Pertama, ihsan adalah kesempurnaan dalam beramal sambil menjaga keikhlasan dan jujur pada saat beramal. Ini adalah ihsan dalam tata cara metode. Kedua, ihsan adalah senantiasa memaksimalkan amalan-amalan sunnah yang dapat mendekatkan diri kepada Allah, selama hal itu adalah sesuatu yang diridhai-Nya dan dianjurkan untuk melakukannya. Untuk dapat naik ke martabat ihsan dalam segala amal, hanya bisa dicapai melalui amalan-amalan wajib dan amalan-amalan sunnah yang dicintai oleh Allah, serta dilakukan atas dasar mencari ridha Allah. B. Muamalah Dalam bab muamalah, ihsan dijelaskan Allah SWT pada surah an Nisaaโ ayat 36, yang berbunyi sebagai berikut โSembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu bapak, karib kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat maupun yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamuโฆโ Kita sebelumnya telah membahas bahwa ihsan adalah beribadah kepada Allah dengan sikap seakan-akan kita melihat-Nya, dan jika kita tidak dapat melihat-Nya, maka Allah melihat kita. Kini, kita akan membahas ihsan dari muamalah dan siapa saja yang masuk dalam bahasannya. Berikut ini adalah mereka yang berhak mendapatkan ihsan tersebut 1. Ihsan kepada kedua orang tua. Allah SWT menjelaskan hal ini dalam kitab-Nya. โDan tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu tidak menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang diantara keduanya atau kedua-duanya berumr lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan โahโ dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah โWahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua mendidik aku diwaktu kecil.โ al-Israaโ 23-24 Ayat di atas mengatakan kepada kita bahwa ihsan kepada ibu-bapak adalah sejajar dengan ibadah kepada Allah. Dalam sebuah hadist riwayat Turmuzdi, dari Ibnu Amru bin Ash, Rasulullah saw. Bersabda ุฑูุถูู ุงูููู ููู ุฑูุถูู ุงููููุงููุฏููููู ูู ุณูุฎูุทู ุงูููู ููู ุณูุฎูุทู ุงููููุงููุฏููููู โKeridhaan Allah berada pada keridhaan orang tua, dan kemurkaan Allah berada pada kemurkaan orang tua.โ Dalil di atas menjelaskan bahwa ibadah kita kepada Allah tidak akan diterima, jika tidak disertai dengan berbuat baik kepada kedua orang tua. Apabila kita tidak memiliki kebaikan ini, maka bersamaan dengannya akan hilang ketakwaan, keimanan, dan keislaman. Dan Akhlak kepada sesama manusia yang paling utama kepada kedua orang tua, berakhlak kepada mereka adalah dengan berbakti kepada keduanya, baik ketika hidup aupun setelah wafatnya, sebagimana hadits Nabi ุนููู ุฃูุจูู ุฃูุณูููุฏู ู
ูุงูููู ุจููู ุฑูุจููุนูุฉู ุงูุณููุงุนูุฏูููู ููุงูู ุจูููููุง ููุญููู ุนูููุฏู ุฑูุณูููู ุงูููููู ุตููููู ุงูููููู ุนููููููู ููุณููููู
ู ุฅูุฐู ุฌูุงุกููู ุฑูุฌููู ู
ููู ุจูููู ุณูููู
ูุฉู ููููุงูู ููุง ุฑูุณูููู ุงูููููู ูููู ุจููููู ู
ููู ุจูุฑูู ุฃูุจูููููู ุดูููุกู ุฃูุจูุฑููููู
ูุง ุจููู ุจูุนูุฏู ู
ูููุชูููู
ูุง ููุงูู ููุนูู
ู ุงูุตููููุงุฉู ุนูููููููู
ูุง ููุงููุงุณูุชูุบูููุงุฑู ููููู
ูุง ููุฅูููููุงุฐู ุนูููุฏูููู
ูุง ู
ููู ุจูุนูุฏูููู
ูุง ููุตูููุฉู ุงูุฑููุญูู
ู ุงูููุชูู ููุง ุชููุตููู ุฅููููุง ุจูููู
ูุง ููุฅูููุฑูุงู
ู ุตูุฏููููููู
ูุงุฑูุงู ุงุจู ุฏุงูุฏ Dari Abu Usaid Malik bin Rabiโah As-Saโidy berkata โTatkala kami sedngan bersama Rasulullah SAW, tiba-tiba datang seseorang dari Bani Salamah seraya bertanya โYa Rasulallah apakah masih ada kesempatan untuk saya berbakti kepada Ibu Bapak saya setekah keduanya wafat?โ Nabi menjawab โYa, dengan mendoakan keduanya, memohon ampun unyuknya, melaksanakan janjinya dan menyambung silaturrahmi dari sanak saudarnya serta memuliakan teman-temannya 2. Ihsan kepada kerabat karib Ihsan kepada kerabat adalah dengan jalan membangun hubungan yang baik dengan mereka, bahkan Allah SWT menyamakan seseorang yang memutuskan hubungan silatuhrahmi dengan perusak dimuka bumi. Allah berfirman โMaka apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu akan membuat kerusakan dimuka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan.?โ Muhammad 22 Silaturahmi adalah kunci untuk mendapatkan keridhaan Allah. Hal ini dikarenakan sebab paling utama terputusnya hubungan seorang hamba dengan Tuhannya adalah karena terputusnya hubungan silaturahmi. Dalam sebuah hadits qudsi, Allah berfirman ุฃูููุง ุงูููููู ููุฃูููุง ุงูุฑููุญูู
ููู ุฎูููููุชู ุงูุฑููุญูู
ู ููุดูููููุชู ููููุง ู
ููู ุงุณูู
ูู ููู
ููู ููุตูููููุง ููุตูููุชููู ููู
ููู ููุทูุนูููุง ุจูุชูุชูููู โAku adalah Allah, Aku adalah Rahman, dan Aku telah menciptakan rahim yang Kuberi nama bagian dari nama-Ku. Maka, barangsiapa yang menyambungnya, akan Ku sambungkan pula baginya dan barangsiapa yang memutuskannya, akan Ku putuskan hubunganku dengannya.โ HR. Turmuzdi Dalam hadits lain, Rasulullah bersabda, โTidak akan masuk surga, orang yang memutuskan tali silaturahmi.โ HR. Syaikahni dan Abu Dawud 3. Ihsan kepada anak yatim dan fakir miskin Diriwayatkan oleh Bukhari, Abu Dawud, dan Turmuzdi, bahwa Rasulullah saw bersabda, โAku dan orang yang memelihara anak yatim di surga kelak akan seperti iniโฆseraya menunjukkan jari telunjuk jari tengahnya.โ Diriwayatkan oleh Turmuzdi, Nabi saw. Bersabda ุนููู ุงุจููู ุนูุจููุงุณู ุฃูููู ุงููููุจูููู ุตููููู ุงูููููู ุนููููููู ููุณููููู
ู ููุงูู ู
ููู ููุจูุถู ููุชููู
ูุง ู
ููู ุจููููู ุงููู
ูุณูููู
ูููู ุฅูููู ุทูุนูุงู
ููู ููุดูุฑูุงุจููู ุฃูุฏูุฎููููู ุงูููููู ุงููุฌููููุฉู ุฅููููุง ุฃููู ููุนูู
ููู ุฐูููุจูุง ููุง ููุบูููุฑู ูููู Dari Ibnu Abbas bahwasanya Nabi SAW bersabda โBarangsiapaโdari Kaum Musliminโyang memelihara anak yatim dengan memberi makan dan minumnya, maka Allah akan memasukkannya ke dalam surga selamanya, selama ia tidak melakukan dosa yang tidak terampuni.โ 4. Ihsan kepada tetangga dekat, tetangga jauh, serta teman sejawat Ihsan kepada tetangga dekat meliputi tetangga dekat dari kerabat atau tetangga yang berada di dekat rumah, serta tetangga jauh, baik jauh karena nasab maupun yang berada jauh dari rumah. Adapun yang dimaksud teman sejawat adalah yang berkumpul dengan kita atas dasar pekerjaan, pertemanan, teman sekolah atau kampus, perjalanan, maโhad, dan sebagainya. Mereka semua masuk ke dalam katagori tetangga. Seorang tetangga kafir mempunyai hak sebagai tetangga saja, tetapi tetangga muslim mempunyai dua hak, yaitu sebagai tetangga dan sebagai muslim, sedang tetangga muslim dan kerabat mempunyai tiga hak, yaitu sebagai tetangga, sebagai muslim dan sebagai kerabat. Rasulullah saw. menjelaskan hal ini dalam sabdanya ุนููู ุนูุจูุฏู ุงูููููู ุจููู ู
ูุณูุนููุฏู ููุงูู ููุงูู ุฑูุณูููู ุงูููููู ุตููููู ุงูููููู ุนููููููู ููุณููููู
ู ููุงูููุฐูู ููููุณูู ุจูููุฏููู ููุง ููุณูููู
ู ุนูุจูุฏู ุญูุชููู ููุณูููู
ู ููููุจููู ููููุณูุงูููู ููููุง ููุคูู
ููู ุญูุชููู ููุฃูู
ููู ุฌูุงุฑููู ุจูููุงุฆููููู Dari Abdullah bin Masโud RA berkata, bersabda Rasulullah SAW Demi Yang jiwaku berada di tangan-NYA tidaklah selamat seorang hamba sampai hati dan lisannya selamat tidak berbuat dosa dan tidaklah beriman sempurna keimanannya seorang hamba sehingga tetangganya merasa aman dari gangguannya. Pada hadits yang lain, Rasulullah bersabda ูุงู ููุคูู
ููู ุจูู ู
ููู ุจุงูุชู ุดูุจูุนูุงููุง ูู ุฌูุงุฑููู ุฌูุง ุฆูุนู ูููููู ููุนูุฑููููู โTidak beriman kepadaku barangsiapa yang kenyang pada suatu malam, sedangkan tetangganya kelaparan, padahal ia megetahuinya.โHR. ath-Thabrani 5. Ihsan kepada ibnu sabil dan hamba sahaya Rasulullah saw. bersabda mengenai hal ini ูู
ููู ููุงูู ููุคูู
ููู ุจูุงูููููู ููุงููููููู
ู ุงููุขุฎูุฑู ููููููููุฑูู
ู ุถููููููู โBarangsiapa beriman kepada Allah dan Hari Akhir, hendaklah memuliakan tamunya.โ HR. Jamaโah, kecuali Nasaโi Selain itu, ihsan terhadap ibnu sabil adalah dengan cara memenuhi kebutuhannya, menjaga hartanya, memelihara kehormatannya, menunjukinya jalan jika ia meminta, dan memberinya pelayanan. ุฌูุงุกู ุฑูุฌููู ุฅูููู ุงููููุจูููู ุตููููู ุงูููููู ุนููููููู ููุณููููู
ู ููููุงูู ููุง ุฑูุณูููู ุงูููููู ููู
ู ุฃูุนูููู ุนููู ุงููุฎูุงุฏูู
ู ููุตูู
ูุชู ุนููููู ุฑูุณูููู ุงูููููู ุตููููู ุงูููููู ุนููููููู ููุณููููู
ู ุซูู
ูู ููุงูู ููุง ุฑูุณูููู ุงูููููู ููู
ู ุฃูุนูููู ุนููู ุงููุฎูุงุฏูู
ู ููููุงูู ููููู ููููู
ู ุณูุจูุนูููู ู
ูุฑููุฉู Pada riwayat yang lain, dikatakan bahwa seorang laki-laki datang kepada Rasulullah saw. dan berkata, โYa, Rasulullah, berapa kali saya harus memaafkan hamba sahayaku?โ Rasulullah diam tidak menjawab. Orang itu berkata lagi, โBerapa kali ya, Rasulullah?โ Rasul menjawab, โMaafkanlah ia tujuh puluh kali dalam sehari.โ HR. Abu Daud dan at-Turmuzdi ุฅูุฐูุง ุตูููุนู ููุฃูุญูุฏูููู
ู ุฎูุงุฏูู
ููู ุทูุนูุงู
ููู ุซูู
ูู ุฌูุงุกููู ุจููู ููููุฏู ูููููู ุญูุฑูููู ููุฏูุฎูุงูููู ููููููููุนูุฏููู ู
ูุนููู ููููููุฃููููู ููุฅููู ููุงูู ุงูุทููุนูุงู
ู ู
ูุดููููููุง ูููููููุง ููููููุถูุนู ููู ููุฏููู ู
ููููู ุฃูููููุฉู ุฃููู ุฃูููููุชููููู Dalam riwayat yang lain, Rasulullah saw bersabda, โJika seorang hamba sahaya membuat makanan untuk salah seorang diantara kamu, kemudian ia datang membawa makanan itu dan telah merasakan panas dan asapnya, maka hendaklah kamu mempersilahkannya duduk dan makan bersamamu. Jika ia hanya makan sedikit, maka hendaklah kamu mememberinya satu atau dua suapan.โ HR. Bukhari, Turmuzdi, dan Abi Daud Adapun muamalah terhadap pembantu atau karyawan dilakukan dengan membayar gajinya sebelum keringatnya kering, tidak membebaninya dengan sesuatu yang ia tidak sanggup melakukannya, menjaga kehormatannya, dan menghargai pridainya. Jika ia pembantu rumah tangga, maka hendaklah ia diberi makan dari apa yang kita makan, dan diberi pakaian dari apa yang kita pakai. Pada akhir pembahasan mnegenai bab muamalah ini, Allah SWT menutupnya firman-Nya yang berbunyi โSesungguhnya Allah tidak menyukai tiap-tiap orang yang berkhianat lagi mengingkari nikmat.โ al-Hajj 38 Ayat di atas merupakan isyarat yang sangat jelas kepada siapa saja yang tidak berlaku ihsan. Bahkan, hal itu adalah pertanda bahwa dalam dirinya ada kecongkakan dan kesombongan, dua sifat yang sangat dibenci oleh Allah SWT. 6. Ihsan dengan perlakuan dan ucapan yang baik kepada manusia ู
ููู ููุงูู ููุคูู
ููู ุจูุงูููููู ููุงููููููู
ู ุงููุขุฎูุฑู ูููููููููู ุฎูููุฑูุง ุงููู ููููุตูู
ูุชู Rasulullah saw. bersabda, โBarangsiapa beriman kepada Allah dan Hari Kiamat, hendaklah ia berkata yang baik atau diam.โ HR. Bukhari dan Muslim Masih riwayat dari Bukhari dan Muslim, Rasulullah bersabda ูููููู ุงููู
ูุนูุฑููููู ุตูุฏูููุฉู โUcapan yang baik adalah sedekah.โ Bagi manusia secara umum, hendaklah kita melembutkan ucapan, saling menghargai dalam pergaulan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegahnya dari kemungkaran, menunjukinya jalan jika ia tersesat, mengajari mereka yang bodoh, mengakui hak-hak mereka, dan tidak mengganggu mereka dengan tidak melakukan hal-hal dapat mengusik serta melukai mereka. 7. Ihsan dengan berlaku baik kepada binatang Berbuat ihsan terhadap binatang adalah dengan memberinya makan jika ia lapar, mengobatinya jika ia sakit, tidak membebaninya diluar kemampuannya, tidak menyiksanya jika ia bekerja, dan mengistirahatkannya jika ia lelah. Bahkan, pada saat menyembelih, hendaklah dengan menyembelihnya dengan cara yang baik, tidak menyiksanya, serta menggunakan pisau yang tajam. Inilah sisi-sisi ihsan yang datang dari nash Al-Quran dan Sunnah Rasulullah saw. Beberapa contoh ihsan dalam hal muamalah Pada Perang Uhud, orang-orang Quraisy membunuh paman Rasulullah saw, yaitu Hamzah. Mereka mencincang tubuhnya, membelah dadanya, serta memecahkan giginya, kemudian seorang sahabat meminta Rasulullah saw. berdoa agar mereka diazab oleh Allah. Akan tetapi, Rasulullah malah berkata ุงูููููููู
ูู ุงููุฏู ูููู ู
ููู ููุงููููููู
ู ููุง ููุนูููู
ููููู โYa Allah, ampunilah mereka, karena mereka adalah kaum yang bodoh.โ Contoh kedua, suatu hari, Umar bin Abdul Aziz berkata kepada hamba sahaya perempuannya, โKipasilah aku sampai aku tertidur.โ Lalu, hambanya pun mengipasinya sampai ia tertidur. Karena sangat mengantuk, sang hamba pun tertidur. Ketika Umar bangun, beliau mengambil kipas tadi dan mengipasi hamba sahayanya. Ketika hamba sahaya itu terbangun, maka ia pun berteriak menyaksikan tuannya melakukan hal tersebut. Umar kemudian berkata, โEngkau adalah manusia biasa seperti diriku dan mendapatkan kebaikan seperti halnya aku, maka aku pun melakukan hal ini kepadamu, sebagaimana engkau melakukannya padakuโ. C. Akhlak Ihsan dalam akhlak sesungguhnya merupakan buah dari ibadah dan muamalah. Seseorang akan mencapai tingkat ihsan dalam akhlaknya apabila ia telah melakukan ibadah seperti yang menjadi harapan Rasulullah dalam hadits yang telah dikemukakan di awal tulisan ini, yaitu menyembah Allah seakan-akan melihat-Nya, dan jika kita tidak dapat melihat-Nya, maka sesungguhnya Allah senantiasa melihat kita. Jika hal ini telah dicapai oleh seorang hamba, maka sesungguhnya itulah puncak ihsan dalam ibadah. Pada akhirnya, ia akan berbuah menjadi akhlak atau perilaku, sehingga mereka yang sampai pada tahap ihsan dalam ibadahnya akan terlihat jelas dalam perilaku dan karakternya. Jika kita ingin melihat nilai ihsan pada diri seseorangโyang diperoleh dari hasil maksimal ibadahnya, maka kita akan menemukannya dalam muamalah kehidupannya. Bagaimana ia bermuamalah dengan sesama manusia, lingkungannya, pekerjaannya, keluarganya, dan bahkan terhadap dirinya sendiri. Berdasarkan ini semua, maka Rasulullah saw. mengatakan dalam sebuah hadits ุงููููู
ูุง ุจูุนูุซูุชู ููุฃูุชูู
ููู
ู ู
ูููุงุฑูู
ู ุงููุฃู ุฎูููุงูู โAku diutus hanyalah demi menyempurnakan akhlak yang mulia.โ Ihsan adalah puncak prestasi dalam ibadah, muamalah, dan akhlak. Oleh karena itu, semua orang yang menyadari akan hal ini tentu akan berusaha dengan seluruh potensi diri yang dimilikinya agar sampai pada tingkat tersebut. Siapa pun kita, apa pun profesi kita, dimata Allah tidak ada yang lebih mulia dari yang lain, kecuali mereka yang telah naik ketingkat ihsan dalam seluruh sisi dan nilai hidupnya. Semoga kita semua dapat mencapai hal ini, sebelum Allah SWT mengambil ruh ini dari kita. Wallahu aโlam bish-shawwab. dkwt
Home Tips Selasa, 11 Agustus 2020 1041 WIB Share Bersedekah Sahijab โ Islam memiliki Rasulullah Muhammad SAW sebagai teladan nyata bagi pengikutnya. Salah satu sifat utama Rasulullah Muhammad SAW adalah senantiasa berbuat kebaikan. Sebagai umatnya, maka selayaknya kita juga melakukan kebaikan seperti yang Rasulullah ajarkan. Berbuat baik yang Rasulullah ajarkan bukan tanpa dasar. Sebab, Allah SWT juga berfirman dalam Al Quranู
ูู ุฌูุงุก ุจูุงููุญูุณูููุฉู ูููููู ุฎูููุฑู ู
ููููููุง ููู
ูู ุฌูุงุก ุจูุงูุณูููููุฆูุฉู ููููุง ููุฌูุฒูู ุงูููุฐูููู ุนูู
ููููุง ุงูุณูููููุฆูุงุชู ุฅููููุง ู
ูุง ููุงูููุง ููุนูู
ูููููู โBarangsiapa datang dengan membawa kebaikan, maka dia akan mendapat pahala yang lebih baik daripada kebaikannya itu; dan barangsiapa datang dengan membawa kejahatan, maka orang-orang yang telah mengerjakan kejahatan itu hanya diberi balasan seimbang dengan apa yang dahulu mereka kerjakan.โ Al-Qashas, ayat 84 Dalam ayat yang lain, Allah SWT juga mengingatkan kita untuk selalu berbuat baik dan menolak kejahatan. Termasuk menolaknya dengan cara yang lebih ุชูุณูุชูููู ุงููุญูุณูููุฉู ููููุง ุงูุณูููููุฆูุฉู ุงุฏูููุนู ุจูุงูููุชูู ูููู ุฃูุญูุณูููโDan tidaklah sama kebaikan dengan kejahatan. Tolaklah kejahatan itu dengan cara yang lebih baikโ Al Fussilat, ayat 34 Berita Terkait Siapa pun Bisa Berbuat Baik, tapi Jauhi Haram Itu Pilihan Apakah Minyak Zaitun Efektif untuk Atasi Rambut Kering? Begini Cara Menggunakannya Waspada! Ini 5 Bahaya Kerokan Jika Tidak Hati-hati 5 Kriteria Hewan Kurban yang Perlu Diperhatikan Sebelum Idul Adha Berbuat Baik
landasan pertama dalam berbuat kebaikan adalah